Friday, December 17, 2010

Pendidikan Multikultural Religius

Pendidikan Multikultural Relegius
"Telaah Deskriptif Pendidikan Pesantren Modern"
Masyarakat Indonesia tengah berada di dalam era reformasi dan era globalisasi. Salah satu agenda dari sembilan agenda reformasi adalah menegakkan kehidupan demokrasi. Penegakan kehidupan demokrasi tiada lain berarti pengakuan terhadap hak asasi manusia. Pengakuan tersebut termasuk keunikan akan keberadaan masyarakat Indonesia yang pluralis. Oleh sebab itu, lambang Bhineka Tunggal Ika menunjukkan pengakuan kepada keberadaan pluralisme masyarakat Indonesia yang bersatu.
Berkaitan dengan agenda penegakan masyarakat yang demokrasi adalah perbaikan Sistem Pendidikan Nasional. Dalam era pendidikan nasional cenderung untuk menyamaratakan manusia Indonesia dan mengabaikan keberagaman manusia dan budaya Indonesia yang pluralistik.
Era globalisasi telah membawa bangsa Indonesia kepada paham kapitalis dan materialis, yang semuanya mengadopsi sistem Barat tanpa adanya filterisasi akan kepentingan yang ada. Sehingga muncul dalam kehidupan di negeri ini paham Barat adalah sebuah kemajuan dan kemodernan. Padahal jelas bahwa bangsa Indonesia secara kultur dan budaya tidak sama dengan bangsa Barat.
Multikulturalisme merupakan suatu perkembangan yang relatif paling anyar dalam khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial. Multikulturalisme terus berkembang sesuai dengan perubahan sosial yang dihadapi oleh umat manusia khususnya di dalam era global, era dunia terbuka dan era demokrasi kehidupan . Akan tetapi multikulturalisme yang ada pada bangsa ini sudah lama kita kenal karena bangsa ini adalah bangsa yang pluralis, yakni bangsa yang multi budaya, multi kultur, multi bahasa, multi etnis, dan multi agama. Ini adalah bukti yang nyata bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang multikutural.
Perkembangan Multikulturalisme juga didorong oleh keterbukaan kehidupan manusia karena terbentuknya apa yang disebut the global village. Terutama didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi, hubungan antarmanusia di dunia ini semakin terbuka dan menyatu sehingga timbullah rasa persaudaraan dan juga rasa permusuhan yang dimungkinkan oleh hubungan global yang semakin erat
Di negara ini perlu adanya pendidikan yang multikultural dalam arti yang luas, yakni pendidikan yang mengakomodir ragam keindonesiaan menjadi satu kesatuan nasional. Pendidikan yang menyatukan ragam kultur budaya yang ada menjadi pendidikan yang dapat menampung aspirasi keragaman yang ada.
Pendidikan pesantren modern mempunyai peranan yang besar di dalam proses pembinaan pluralisme bangsa ke arah persatuan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita luhur bangsa ini, yang komunitasnya adalah berbagai suku, kultur, budaya, dan bahasa.

Pendidikan Multikultural - Religius
Istilah pendidikan multikultural – religius mengandung dua konsep pendidikan yang diintegrasikan yaitu pendidikan multikultural dan pendidikan religius. Pengintegrasian dua konsep pendidikan ini bertujuan untuk dapat membangun sistem pendidikan yang dapat mengintegrasikan dari keduanya atau mengurangi kelemahannya. Pendidikan mutikultural menekankan pada aspek kebebasan individu diintegrasikan dengan pendidikan religius agar dapat membangun kehidupan individu, yang memiliki kebebasan, tetapi tidak meninggalkan kemodernan dan nilai-nilai keagamaan yang diikuti masyarakatnya.

1. Pendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural sebagai pemikiran pendidikan yang muncul dan berkembang sejak tahun 80an sampai permulaan abad 21. Menurut James A Banks, Pendidikan multikultural adalah konsep, ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi, kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara .
Dalam rangka mencari konsep pendidikan multikultural untuk bangsa ini perlu kita penerapannya di Amerika, dan yang sangat terkenal dengan Tipologi pendidikan multikultural sebagaimana yang dikemukakan oleh Sleeter dan Grant (1987) juga di dalam buku Thomas J. La Belle and Christopher Ward; demikian juga dikemukakan dalam Banks & Banks. Terdapat lima tipologi pendidikan multikultural yang berkembang:

2.

0 comments:

Post a Comment

Previous Post Next Post Back to Top

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : AMAK

Free SMS